LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR II
ACARA
UJI BAYER UNTUK SENYAWA KARBON
RANGKAP DUA DAN RANGKAP TIGA
Penanggung Jawab:
Arimah (A1M011021)
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTNIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2012
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang
paling sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya
tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak
kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam,
plastik dan lain-lain.
Pada dasarnya terdapat tiga jenis hidrokarbon:
1. Hidrokarbon
aromatik, mempunyai setidaknya satu cincin aromatic
2. Hidrokarbon
jenuh, juga disebut alkana, yang tidak memiliki ikatan rangkap atau aromatik.
3. Hidrokarbon
tak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap antara atom-atom
karbon,
Keluarga hidrokarbon dapat dilukiskan oleh gambar
berikut:
Hidrokarbon alifatik Hidrokarbon siklik (lingkaran)
Alkana Alkena
Alkuna Jenuh Tak jenuh
(siklo alkana) (hidrokarbon aromatik)
Semua persenyawaan hidrokarbon bersifat non-polar, sehingga
ikatan antar molekulnya sangat lemah. Karena itu hidrokarbon yang berat
molekulnya rendah berbentuk gas. Karena sifat non-polarnya maka hidrokarbon
akan mudah larut dalam pelarut-pelarut berpolaritas rendah seperti
karbontetrakhlorida, khloroform, benzena, dan eter; selain itu hidrokarbon
mempunyai kerapatan yang lebih kecil dari air.
Salah satu cara untuk mengetahui sebuah larutan
tersebut mengandung senyawa hidrokarbon jenuh atau tidak jenuh dengan cara uji
bayer. Prinsip dari Uji Baeyer ini adalah untuk mendeteksi ikatan rangkap dua
dan tiga suatu senyawa hidrokarbon dengan uji Baeyer adalah berdasarkan
hilangnya warna ungu dari ion MNO4, karena bereaksi dengan alkena atau alkuna membentuk
glikol (diol) dan endapan coklat dari MnO.
B.
Tujuan
Menunjukkan adanya
ikatan rangkap pada senyawa karbon.
II
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Waktu
pelaksanaan praktikum :
Hari
/ Tanggal : Sabtu, 2 Juni 2012
Tempat
: Laboratorium Pangan dan Gizi
Fakultas Pertanian
Universitas
Jendral Soedirman
B.
Alat dan Bahan
Alat:
·
Tabung reaksi
·
Pipet seukuran
·
Pipet tetes
·
Rak tabung reaksi
Bahan:
·
Minyak Kelapa 2 tetes
·
Minyak sawit 2 tetes
·
Air Aquadest 2 ml
·
Aceton 2ml
·
95 % Etanol (Alkohol) 2
ml
·
KMnO4 5
tetes
C.
Cara
Kerja
![]() |
III
TINJAUAN
PUSTAKA
Hidrokarbon adalah senyawa organik yang hanya terdiri
dari karbon dan hidrogen. Golongan senyawa ini amat penting peranannya dalam
abad teknolgi ini. Karena begitu nayak produk yang dapat diturunkannya :
tekstil, plastik, bahan anti beku, obat-obatan, anestatika, cat, pupuk, bahan
peledak dan sebagainya. (Abdulloh. 2007).
Hidrokarbon
dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon yang dikandungnya.
Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan dinamakan
hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai
ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh (Fessenden,
1997).
Hidrogen dan
senyawa turunannya, umumnya terbagi menjadi tiga kelompok besar yaitu:
1.
Hidrogen alifatik terdiri atas
rantai karbon yang tidak mencakup bangun siklik. Golongan ini sering disebut
sebagai hidrokarbon rantai terbuka. Yang termasuk hidrokarbon alifatik adalah
alkana, alkena, dan alkuna.
2.
Hidrokarbon alisiklik atau
hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon yang tersusun dalam satu lingkar
atau lebih.
3.
Hidrokarbon aromatik merupakan
golongan khusus senyawa siklik yang biasanya digambarkan sebagai lingkar enam
dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap bersilih–ganti. Kelompok ini
digolongkan terpisah dari hidrokarbon asiklik dan alifatik karena sifat fisika
dan kimianya yang khas.
|
Alkana
adalah
hidrokarbon jenuh yang memiliki jumlah atom hydrogen maksimum. Rumus umumnya CnH2n+2.
Sifat-sifatnya antara lain larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam
pelarut polar, dapat mengalami reaksi halogenasi, dll.
|
Alkena
adalah senyawa
hidrokarbon yang memiliki kekurangan 2 atom H dan mempunyai ikatan rangkap 2
pada atom C=C. alkena memiliki rumus umum CnH2n dan
merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh. Hidrokarbon tak jenuh ini berisomer
dengan sikloalkana. Sifat-sifatnyua antara lain tidak larut dalam air tetapi
larut dalam pelarut organic, lebih reaktif dari alkana, dll.
Dalam struktur molekulnya, alkena mengandung hidrogen lebih sedikit hal ini
yang menjadikan alkena sering disebut senyawa tak jenuh.
|
Alkuna
adalah senyawa
hidrokarbon rangkap tiga dengan rumus umum CnH2n-2.
Alkuna berisomer dengan alkena yang memiliki 2 ikatan rangkap 2 atau suatu
senyawa yang memiliki 1 ikatan rangkap dua dan 1 siklik. Sifat-sifatnya antara
lain mudah mengalami reaksi adisi seperti alkena, dapat mengalami reaksi
oksidasi, dll. (Adrian, 2011)
Alkena dan alkuna dapat dioksidasi
menjadi aneka ragam produk, bergabung pada reagensia yang digunakan. Reagensia
yang paling sering untuk mengubah alkena menjadi suatu 1-2 diol adalah larutan
kalium permanganat atau yang sering disebut dengan KMnO
(dalam air).
Reaksi larutan permanganat dingin merupakan uji Baeyer untuk ketidakjenuhan
dalam senyawa yang tidak diketahui strukturnya. Larutan uji (KMnO4) berwarna ungu. Ketika reaksi berjalan, warna ungu
menghilang dan nampak endapan MnO
coklat. Sewaktu
reaksi berlangsung, warna ungu dari ion permanganat digantikan oleh endapan
cokelat dari mangan dioksida.
Sehubungan dengan adanya perubahan warna ini, maka
reaksi ini dapat digunakan sebagai uji kimia untuk membedakan alkena dan alkuna
dari alkana yang pada umumnya tidak bereaksi. Uji Baeyer untuk ikatan rangkap
meskipun digunakan secara meluas, mempunyai suatu kekurangan ; gugus apa saja
yang mudah dioksidasi (aldehida, alkena, alkuna) akan menunjukkan hasil
positif.
Uji bayer merupakan suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan hidrokarbon
alifatik, alisiklik, dan aromatic tehadap oksidator KMnO4 yang
merupakan katalis. Pada uji bayers ini dilakukan dengan mencampurkan larutan
KMnO4. Hasil yang positif adalah
hilangknya warna ungu dari larutan kalium permanganate. Contohnya, jika alkena
dioksidasi menggunakan pereaksi Baeyer maka akan menghasilkan glikol dengan
menghilangkan warna dari reagen Baeyer. Ini merupakan uji pada senyawa yang
memiliki ikatan tangkap. Reaksi oksidasi menggunakan pereaksi yang lebih kuat
seperti asam dikromat atau asam permanganate atau yang lainnya akan
menghasilkan asam dan senyawa keton, tergantung pada alkenanya.(Annisa.2008).
Kalium permanganat yang digunakan pada Uji Baeyer
ini memang secara luas biasa dipakai
sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih. KMnO
ini merupakan
suatu pereaksi yang mudah diperoleh,tidak mahal dan tidak memerlukan suatu
indikator kecuali kalau digunakan larutan-larutan yang sangat encer. Kelebihan
yang dimiliki dari kalium permanganat adalah pada titik akhir suatu titrasi
cukup untuk menyebabkan pengendapan beberapa MnO
Akan tetapi karena reaksinya lambat, maka MnO
biasanya tidak
diendapkan pada akhir titrasi permanganat.
Uji Bayer yang
dilakukan pada minyak nabati seperti pada minyak kelapa, dan minyak sawit
dilakukan untuk mengetahui adanya suatu ikatan rangkap atau tidak agar
mengetahui bahwa minyak tersebut jenuh atau tidak. Molekul minyak nabati dan
lemak hewani mengandung rantai hidrokarbon
yang panjang. Dalam minyak nabati rantai ini tak-jenuh ganda (poly unsturated; memiliki beberapa
ikatan rangkap). Minyak nabati seperti pada contohnya minyak kelapa dan minyak
sawit dapat diubah menjadi zat yang lebih bersifat padat oleh hidrogenasi
parsial ikatan-ikatan rangkapnya.
Reaksinya adalah:
R R
R R
Umumnya zat yang polar dapat larut
dalam pelarut yang bersifat polar, namun tidak dapat larut dalam pelarut
nonpolar. Begitu juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan adanya momen dipol pada
zat atau pelarut sehingga dapat berikatan dan berinteraksi dengan sesamanya.
Sedangkan pada pelarut nonpolar tidak memiliki momen dipol, sehingga tidak bisa
berinteraksi dengan zat yang polar, jadi tidak dapat larut.
Senyawa
berbobot molekul rendah berwujud gas dan cair, dan zat yang berbobot molekul
tinggi berwujud padat. Alkana merupakan zat nonpolar, zat yang tak larut dalam
air dengan kerapatan zat cair kurang dari 1,0 g/ml. Selain alkana juga ada
alkena yaitu hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua
karbon–karbon. Senyawa ini dikatakan tidak jenuh karena tidak mempunyai jumlah
maksimum atom yang sebetulnya dapat ditampung oleh setiap karbon (Pettruci, 1987).
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Larutan
|
Minyak
Kelapa
|
Minyak
Sawit
|
Air aquadest
|
Warna Ungu pekat
Minyak melayang di bagian atas |
Warna Ungu pekat
Minyak melayang di bagian atas dan KMnO4 terikat dengan minyak |
Aceton
|
Warna ungu
Minyak larut |
Warna ungu ada endapan kuning
bening
Minyak mengendap di bagian bawah(terpisah) |
Etanol 95% (Alkohol)
|
Warna merah kecoklatan
Ada endapan putih tidak keruh (terpisah) |
Warna merah kecoklatan
Ada endapan keruh kuning (terpisah) |
B.
Pembahasan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa karbon ikatan
tunggal atau ikatan rangkap menggunakan metode uji baeyer, dan bahan yang
digunakan, yaitu, minyak sawit dan minyak kelapa.
Uji Baeyer merupakan suatu uji untuk menunujukkan kereaktifan senyawa
hidrokarbon terhadap oksidator KMnO4 yang merupakan katalis. Uji
Bayer dilakukan dengan mencampurkan larutan KMnO4 terhadap suatu
cairan sampel. Penambahan KMnO4
bertujuan untuk mengetahui terjadinya reaksi oksidasi.KMnO4 merupakan zat
pengoksidasi yang kuat . Rekasi oksidasi terjadi bila warna ungu
dari KMnO4 hilang dari campuran tersebut. Hilangnya warna ungu ion MnO4- disebabkan oleh adanya reaksi ion MnO4- dengan alkena atau alkuna membentuk glikol
(diol) dan endapan coklat dari MnO2- .
(Fessenden,1986).
Dari data pengamatan yang diperoleh dari hasil Uji
Baeyer ini menunjukkan bahwa terdapat suatu reaksi yang berjalan, hal ini dapat
dilihat dari warna ungu yang menghilang dan nampak endapan MnO
coklat. Endapan
berwana cokelat ini menunjukkan adanya suatu ikatan rangkap pada larutan.
Selain itu apabila terdapat pergeseran warna di dalam larutan yaitu dari ungu
ke coklat menandakan adanya reaksi.
Percobaan Baeyer dengan menggunakan sample yaitu
air, aseton, dan etanol 95% (Alkohol) menunjukkan hasil yang berbeda-beda setelah didiamkan selama 1-2 menit. Pada larutan minyak kelapa yang menggunakan pelarut air
aquadest berwarna ungu pekat dan minyak melayang di atas permukaan larutan. Hal
ini menunjukkan bahwa tidak ada pergeseran warna yang terjadi. Sedangkan pelarut aceton, warna larutan berwarna ungu dan
minyak larut, dan pada pelarut etanol 95% (Alkohol) larutan berubah
menjadi kecoklatan, namun endapan bening (tidak keruh) dan memisah di dasar
larutan.
Pada larutan minyak
sawit yang menggunakan pelarut air
aquadest, larutan berwarna ungu dan minyak melayang dan berbentuk
gelembung-gelembung dan mengikat sedikit larutan KMnO4 di bagian
atas permukaan cairan. Hal ini juga
menunjukkan bahwa tidak ada pergeseran warna yang terjadi. Sedangkan pada pelarut aseton larutan berwarna ungu,
namun minyak mengendap dan memisah dengan larutan pada bagian dasar larutan. Pada
pelarut yang digunakan yaitu etanol 95% (Alkohol) warna larutan menjadi kecoklatan dan terdapat endapan
minyak yang berwarna kuning namun agak keruh.
Setelah dilakukan suatu percobaan ini didapat suatu
hasil. Pada uji coba yag menggunakan aquades pada sample minyak kelapa dan
minyak sawit tidak terjadi pergeseran warna. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
aquades tidak menunjukkan adanya suatu ikatan rangkap. Pada percobaan yang
menggunakan aseton, percobaan dengan sample minyak kelapa
maupun minyak sawit tidak menunjukkan
adanya suatu ikatan rangkap sebab tidak terjadi pergeseran warna(warna masih
tetap ungu meski pada minyak sawit ada endapan). Pada percobaan menggunakan
etanol 95% (Alkohol )dengan sample minyak kelapa dan minyak sawit menunjukkan adanya
suatu ikatan rangkap karena terjadi pergeseran warna menjadi kecoklatan.
Dari percobaan yang
telah dilakukan dapat diketahui bahwa minyak kelapa dan minyak sawit yang
diberi pelarut etanol 95%(Alkohol) mengandung ikatan rangkap. “Pereaksi-pereaksi
ini menyerang elektron (pi) pada ikatan rangkap.
Alkena bereaksi dengan kalium permanganat
membentuk glikol (glycols) yaitu senyawa dengan dua gugus hidroksil
berdampingan”(Hart, 1983).
OH OH
Alkena Kalium permangat Glikol mangan dioksida
(ungu) (coklat-hitam)
V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Uji Baeyer digunakan
untuk melihat adanya ikatan rangkap
yaitu alkena (ikatan rangkap 2) dan alkuna (ikatan rangkap 3).
2.
Minyak
kelapa dan minyak sawit yang diberi pelarut etanol 95% mengandung ikatan
rangkap.
3. Larutan KMnO4 adalah
pengoksidasi yang kuat.
B.
SARAN
·
Sebaiknya praktikan
melakukan percobaan sesuai dengan prosedur untuk meminimalisir kesalahan
·
Agar lebih memahami
tentang semua materi pratikum kimia dasar 2 akan lebih baik apabila setiap
mahasiswa melakukan semua percobaan dari setiap acara
·
Praktikum sebaiknya
dilaksanakan dengan kondusif dan kerjasama antar kelompok harus terjaga dengan
baik untuk kelancaran acara praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Dana, Adrian. 2011. Identifikasi
Hidro karbon. http://dannaadriann.blogspot.com.
Diakses 09 Juni 2012
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden,
Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta: Bina Aksara
Fessenden, Ralp J dan Joan S. Fessenden. 1982.
Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Fessenden,
Ralph J. 1986. Kimia Organik Jilid I
Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
G.B,
Abdulloh. 2007. “Mengidentifikasi senyawa hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
dengan cara reaksi adisi dan oksidasi”. Jurnal Hidrokarbon. Diakses
pada 06 Juni 2012
Hart, Harold. 1983. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat
Edisi Keenam. Terjemahan Suminar. Jakarta: Erlangga.
Hart, Harold.
1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi
Keenam. Jakarta:
Erlangga
http://himka1polban.wordpress.com/laporan/kimia-organik/laporan-hidrokarbon/.
Diakses pada 09 Juni 2012
http://muhiklaten.blogspot.com/2011/03/kimia-35-reaksi-reaksi-pengujian.html.
Diakses pada 09 Juni 2012
http://www.scribd.com/doc/88868465/Praktikum-Hidrokarbon.
Diakses pada 09 Juni 2012
Moonshine,Abie.2011.Laporan
identifikasi senyawa hidrokarbon. http://abie-moonshine.blogspot.com/2011/11/laporan-identifikasi-senyawa.html
Diakses pada 09 Juni 2012
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia
Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Syabatini, Annisa.2008. http://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/16/hidrokarbon/
Diakses pada 09 Juni 2012
Wilbraham,
Antony. 1992. Pengantar Kimia Organik Dan
Hayati. Bandung: ITB
LAMPIRAN
No
|
Sampel
|
Pelarut
|
Pereaksi
|
Hasil Reaksi
|
Hasil Reaksi Setelah Dibiarkan 2 menit
|
1.
|
Minyak Kelapa
|
Air/ Aquades
|
KmnO4
|
![]() |
![]() |
2.
|
Minyak Kelapa
|
Aceton
|
KmnO4
|
![]() |
![]() |
3.
|
Minyak Kelapa
|
95% Etanol
|
KMnO4
|
![]() |
![]() |
4.
|
Minyak Sawit
|
Air/ Aquades
|
KMnO4
|
![]() |
![]() |
5.
|
Minyak Sawit
|
Aceton
|
KMnO4
|
![]() |
![]() |
6.
|
Minyak Sawit
|
95% Etanol
|
KMnO4
|
![]() |
![]() |













Tidak ada komentar:
Posting Komentar