LAPORAN PRAKTIKUM
STATISTIK
ACARA I
ANALISIS
DATA EKSPERIMENTAL
ANALISA
HIPOTESIS KOMPARATIF (UJI T)
Disusun Oleh
Kelompok 10:
Arimah A1M011021
Gadis
Tri Wahyuni A1M011046
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
PROGRAM
STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013
A.
TEORI
DASAR
Data
adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai suatu persoalan, yang dapat berbentuk
kategori atau pun berbentuk angka/bilangan. Data merupakan bahan mentah yang
jika diolah dengan baik melalui berbagai analisis dapat melahirkan berbagai
informasi. Dengan informasi tersebut, dapat diambil suatu keputusan.
Pengolahan data adalah proses untuk memperoleh data atau
angka ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah, dengan menggunakan
rumus tertentu, seperti menghitung jumlah, rata-rata, proporsi/
persentase. Dalam stastistik, hipotesis dapat diartikan sebagai
pernyataan statistik tentang parameter populasi. Dengan kata lain hipotesis
adalah taksiran terhadap parameter populasi, melalui data-data sampel
(Sugiyono,2005).
Istilah
hipotesis sebenarnya berasal dari kata majemuk terdiri dari kata-kata hipo dan
tesa. Hipo, berasal dari bahasa Yunani yang berarti di bawah, kurang atau
lemah. Sedangkan tesa yang berarti teori atau proporsi yang disajikan sebagai
bukti. Jadi, hipotesis adalah pernyataan yang masih kebenarannya dan masih
perlu dibuktikan kenyataannya. Jika suatu hipotesis telah dibuktikan
kebenarannya, namanya bukan lagi hipotesis. (Kerlinger, 1979)
1.
Jenis
Hipotesis
Jenis hipotesis berdasarkan perumusannya
terdiri dari dua jenis yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis
nol adalah hipotesis/dugaan yang menyatakan tidaknya ada hubungan atau
perbedaan antara variable X dan variable Y. Sementara, hipotesis alternatif
adalah hipotesis/dugaan yang menyatakan adanya hubungan atau perbedaan antara
variable X dan variable Y.
Berdasarkan perumusan masalahnya,
hipotesis dibagi menjadi tiga jenis yaitu hipotesis deskriptif, hipotesis
komparatif, dan hipotesis asosiatif. Hipotesis deskriptif adalah dugaan yang
menjadi jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif (menggambarkan).
Hipotesis komparatif adalah dugaan yang menjadi jawaban sementara terhadap
rumusan masalah komparatif (membandingkan). Pada rumusan ini, variabelnya sama
tapi berbeda pada populasi dan sampel atau kejadian itu terjadi pada waktu yang
berbeda. Terakhir, hipotesis asosiatif adalah dugaan yang menjadi jawaban
sementara terhadap rmusan masalah asosiatif yang menanyakan adanya hubungan
antara dua variabel atau lebih.
2.
Pengujian
Hipotesis
Berdasarkan distribusinya,
pengujian hipotesis dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu:
1.
Pengujian hipotesis dengan distribusi Z
2.
Pengujian hipotesis dengan distribusi t
(t-student)
3.
Pengujian hipotesis dengan distribusi χ2
(chi-square)
4.
Pengujian hipotesis dengan distrbusi F (F-ratio)
Menurut
William (1995), arah pengujian hipotesis dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
a.
Uji
Satu Arah
Pengajuan
dan
dalam uji satu
arah adalah sebagai berikut:
: ditulis dalam bentuk persamaan
(menggunakan tanda =)
: ditulis dalam bentuk lebih besar
(>) atau lebih kecil (<)
Contoh Uji Satu Arah
a.
: = 50 menit
: < 50 menit
b.
: = 3 juta
: < 3
juta
Nilai
tidak dibagi dua, karena seluruh diletakkan
hanya di salah satu sisi selang misalkan :

:
Wilayah
Kritis **) :
atau
*)
adalah suatu
nilai tengah yang diajukan dalam 
**)
Penggunaan z atau t tergantung ukuran contoh contoh besar menggunakan z; contoh
kecil menggunakan t.
0 
daerah terarsir daerah penolakan hipotesis
daerah tak
terarsir daerah penerimaan hipotesis
b.
Uji
Dua Arah
Pengajuan
dan
dalam uji dua
arah adalah sebagai berikut :
:
ditulis dalam bentuk persamaan (menggunakan tanda =)
:
ditulis dengan menggunakan tanda
Contoh
Uji Dua Arah
a.
:
= 50 menit
:
50 menit
b.
:
= 3 juta
:
3 juta
Nilai dibagi dua, karena diletakkan di
kedua sisi selang misalkan :
: 
: 
Wilayah
Kritis **) :
dan
atau
dan 
*)
adalah suatu
nilai tengah yang diajukan dalam 
**)
Penggunaan z atau t tergantung ukuran contoh, contoh besar menggunakan z;
contoh kecil menggunakan t.

luas daerah terarsir
luas daerah terarsir ini =
ini = a/2
= 0.5% a/2
= 0.5%
-z
a/2
atau 0 z a/2 atau
-t(db;a/2) t(db;a/2)
daerah terarsir daerah penolakan hipotesis
daerah tak
terarsir daerah penerimaan hipotesis
3.
Uji T (t-student)
Uji t dikembangkan
oleh William Sealy Gosset. Dalam artikel publikasinya, ia menggunakan nama
samaran Student, sehingga kemudian metode pengujiannya dikenal dengan uji t-student.
William Sealy Gosset menganggap bahwa untuk sampel kecil, nilai Z dari
distribusi normal tidak begitu cocok. Oleh karenanya, ia kemudian mengembangkan
distribusi lain yang mirip dengan distribusi normal, yang dikenal dengan
distribusi t-student. Distribusi student ini berlaku baik untuk sampel kecil
maupun sampel besar. Pada n ≥ 30, distribusi t ini mendekati distribusi normal
dan pada n yang sangat besar, misalnya n=10000, nilai distribusi t sama persis
dengan nilai distribusi normal (lihat tabel t pada df 10000 dan bandingkan
dengan nilai Z).
Definisi Uji-t
(t-test) merupakan statistik uji yang sering kali ditemui dalam masalah-masalah
praktis statistika. Uji-t termasuk dalam golongan statistika parametrik.
Statistik uji ini digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji-t digunakan ketika
informasi mengenai nilai variance (ragam) populasi tidak diketahui.
Uji t (t-test) merupakan prosedur pengujian
parametrik rata-rata dua kelompok data, baik untuk kelompok data terkait maupun
dua kelompok bebas. Untuk jumlah data yang sedikit maka perlu dilakukan uji
normalitas untuk memenuhi syarat dari sebaran datanya.
Umumnya pada uji t dua kelompok bebas, yang
perlu diperhatikan selain normalitas data juga kehomogenan varian. Kehomogenan
data digunakan untuk menentukan jenis persamaan uji t yang akan digunakan.
Pemakaian uji t ini bervariasi. Uji ini bisa digunakan untuk objek studi yang
berpasangan dan juga bisa untuk objek studi yang tidak berpasangan.
Untuk uji T
berpasangan memiliki rumus perhitungan sebaga berikut:
a.
SSD (JK) =
∑di2
b.
M
S =


c.
S =

d.
tc = / S
Bandingkan tc
dengan nilai t tabel (α = 5%, df)
B.
TUJUAN
1.
Mengenal dan memahami analisis uji T
2.
Mampu mengaplikasikan analisis uji T
untuk membandingkan apakah ada kenaikan hasil tumbukan (bobot beras) dari hasil
penumbukan selama 5 menit dengan hasil tumbukan selama 10 menit dengan alat
penumbuk mekanis.
C.
BAHAN
DAN ALAT
1.
Gabah kering giling
2.
Alat tumbuk mekanis (Alat yang akan
dianalaisis)
3.
Alat ukur : Timbangan
4.
Alat tulis : Ballpoin, Kertas
5.
Alat hitung : Kalkulator
D.
PROSEDUR
KERJA
E.
HASIL
PENGAMATAN
Judul : Analisis komparatif data
eksperimental kenaikan hasil tumbukan antara waktu tumbuk 10 menit dan 15 menit
Perumusan
Masalah : Apakah terjadi kenaikan hasil tumbukan antara waktu
tumbuk 10 menit dan 15 menit
Ho
: Tidak terjadi
kenaikan hasil tumbukan antara waktu 10 menit dan 15 menit
Ha : Terjadi kenaikan hasil
tumbukan antara waktu 10 menit dan 15 menit.
1.
Tabel
Data Pengujian Kenaikan Hasil Tumbukan
Sampel
|
Gabah Tumbuk 10’ (YA)
|
Gabah Tumbuk 15’ (YB)
|
Di = (YB – YA)
|
di
( Di - )
|
di2
|
1
|
60
|
75
|
15
|
-17
|
289
|
2
|
30
|
80
|
50
|
18
|
324
|
3
|
25
|
60
|
35
|
3
|
9
|
4
|
35
|
80
|
45
|
13
|
169
|
5
|
80
|
95
|
15
|
-17
|
289
|
∑
|
230
|
390
|
160
|
0
|
1080
|
Rata-rata
|
46
|
78
|
32
|
0
|
216
|
Perhitungan :
a.
SSD (JK) =
∑di2
= 1080
b.
M
S =


=

= 270
c.
S =

d.
tc = / S
=

= 4.35
tc
= 4.35
tc
> tα maka Ho
ditolak
tα = 2.132
Kesimpulan,
terjadi kenaikan hasil tumbukan antara waktu tumbuk 10 menit dan 15 menit.
F.
PEMBAHASAN
Untuk membandingkan apakah ada kenaikan
hasil tumbukan (bobot beras) dari hasil penumbukan selama 10 menit dengan hasil
tumbukan selama 15 menit dengan alat penumbuk mekanis dapat menggunakan
analisis uji T terhadap hasil tumbukan selama waktu tersebut.
Terdapat data yaitu sebanyak 5 sampel
untuk hasil tumbukan selama 10 menit dengan hasil tumbukan yaitu 60, 30, 25,
35, dan 80. Sementara 5 sampel berikutnya untuk hasil tumbukan selama 15 menit
yaitu 75 80, 60, 80, dan 95. Selanjutnya, kami membuat hipotesis dengan
hipotesis yang pertama yakni Ho. Ho menyatakan bahwa “ tidak terjadi
kenaikan hasil tumbukan antara waktu 10 menit dan 15 menit “. Sementara, Ha atau hipotesis alternatif menyatakan
bahwa “ terjadi kenaikan hasil tumbukan antara waktu 10 menit dan 15 menit “
Untuk membandingkan apakah ada kenaikan
hasil tumbukan maka digunakan analisis uji T terhadap hasil tumbukan waktu
tersebut. Pertama, dihitung selisih antara sampel hasil tumbukan selama 15
menit dan 10 menit yang dapat kita simbolkan dengan Di. Hasil yang didapatkan yaitu 15, 50, 35, 45, dan 15. Sesudah
mendapatkan Di maka dihitung jumlah
keseluruhan Di yaitu 160 dan
dirata-ratakan mendapatkan hasil 32. Hasil dari rata-rata Di disimbolkan dengan .
Selanjutnya, kami menghitung di dengan
mengurangi masing-masing Di dengan sehingga
mendapatkan hasil -17, 18, 3, 13, dan -17. Selanjutnya kami menghitung di2 dengan mengkuadratkan
hasil di maka didapatkan hasil 289, 324, 9, 169, dan 289. Hasil dari di2 kemudian dijumlah
seluruhnya sehingga mendapatkan hasil 1080.
Selanjutnya, dilakukan perhitungan
dengan berbagai rumus. Rumus yang pertama adalah mencari JK atau Jumlah Kuadrat. Menghitung Jumlah Kuadrat menggunakan
jumlah dari di2 yang
berarti didapatkan hasil sebanyak 1080. Menghitung MS (varian) adalah langkah
berikutnya dengan membagi antara Jumlah Kuadrat dengan n-1 yang berarti jumlah
sampel dikurang satu. Hasil yang didapatkan adalah 1080 dibagi dengan 5 sampel
yang sudah dikurang 1 menjadi 270.
Langkah selanjutnya adalah menghitung S(standar
deviasi) dengan mencari akar dari pembagian antara Jumlah Kuadrat dengan n(n-1).
Hasil yang didapatkan adalah akar dari pembagian 1080 dengan 5(5-1)
menjadi 7.35. Lalu, langkah selanjutnya adalah mencari tc atau t
hitung dengan membagi dengan S(standar
deviasi). Maka hasil yang didapatkan adalah pembagian antara 32 dengan 7.35
menjadi 4.35. Terakhir adalah membandingkan tc atau t hitung dengan
tα. Arah pengujiannya adalah satu arah atau one tail karena pernyataan yang didapatkan adalah terjadi kenaikan atau tidak terjadi kenaikan. Maka, tα yang
kita cari adalah yang one tail yakni
2, 132. Setelah dibandingkan, ternyata kesimpulan yang didapatkan adalah karena
tc lebih besar jumlahnya daripada tα maka Ho ditolak yang
berarti “ terjadi kenaikan hasil tumbukan antara waktu tumbuk 10 menit dan 15
menit “.
G.
KESIMPULAN
1.
Uji t (t-test)
merupakan prosedur pengujian parametrik rata-rata dua kelompok data, baik untuk
kelompok data terkait maupun dua kelompok bebas.
2.
Setelah melakukan analisis uji T untuk
membandingkan kenaikan hasil tumbukan antara waktu tumbuk 10 menit dan 15 menit
maka didapatkan kesimpulan bahwa terjadi kenaikan hasil tumbukan antara waktu
tumbuk 10 menit dan 15 menit.
H.
SARAN
1.
Hasil Analisis
Karena terjadi kenaikan
hasil tumbukan pada saat ditumbuk selama 15 menit maka sebaiknya waktu
penumbukan yang dilakukan adalah selama 15 menit.
2.
Praktikum
Praktikum yang
dilakukan sebaiknya lebih dikondusifkan baik pada saat pengamnilan data maupun
analisa data sehingga praktikum bisa berjalan cepat dan tepat.
DAFTAR
PUSTAKA
Kerlinger,
Fred N. (1979). Behavioral Research: A
Conceptual Approach. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Sugiyono. 2005. Statistika
untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta
Wiersma, William (1995). Research Methods in Education: An Introduction. Sixth edition.
Boston: Allyn and Bacon.